Yuridisnews.com, Nasional_Kongres II Aktivis Peneleh Jang Oetama (APJO) akan segera dilaksanakan pada Februari mendatang, di Kota Malang, dengan membawa misi besar untuk menyusun peta kebangkitan budaya Nusantara dan merumuskan langkah-langkah strategis bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Yusril Hidayatullah, Ketua Panitia Kongres II APJO, dalam sebuah konferensi pers yang digelar baru-baru ini.
Kongres II APJO kali ini diharapkan dapat menjadi ajang konsolidasi ide dan gagasan dari aktivis-aktivis Peneleh yang tersebar di berbagai daerah, sekaligus mempererat hubungan antara sesama aktivis. Yusril Hidayatullah, yang akrab disapa Iday, menegaskan bahwa tujuan utama dari kongres ini bukan hanya untuk pergantian kepemimpinan internal organisasi, melainkan lebih kepada pembahasan ide-ide yang relevan untuk kemajuan bangsa, khususnya dalam bidang budaya dan pendidikan.
“Sejak kongres pertama dua tahun lalu, Aktivis Peneleh selalu menekankan bahwa kongres ini bukan hanya sekadar wadah untuk pergantian kepemimpinan, tetapi juga sebagai konsolidasi gagasan bagi gerakan aktivis yang ada. Kami ingin menjadikan kongres ini sebagai ajang di mana anak-anak terbaik bangsa dapat menyumbangkan ide-ide konstruktif untuk Indonesia masa depan,” ungkap Iday.
Menurutnya, keberadaan APJO sebagai organisasi yang berasal dari kalangan aktivis muda memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan gerakan yang mengedepankan semangat kebangkitan budaya Nusantara. Dalam kongres II ini, akan dibahas berbagai hal terkait kebudayaan, mulai dari pelestarian warisan budaya lokal hingga pengembangan nilai-nilai kebudayaan dalam kehidupan modern.
Menghadirkan Diskursus Pendidikan dan Kebudayaan
Selain tema besar terkait kebangkitan budaya Nusantara, salah satu isu sentral yang akan dibahas dalam Kongres II APJO adalah pendidikan. Yusril Hidayatullah menyampaikan bahwa pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam proses pembentukan karakter bangsa dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Oleh karena itu, kongres kali ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi aksi yang konkret untuk perbaikan sektor pendidikan di Indonesia.
“Kami bersama para Aktivis Peneleh lainnya akan merumuskan rekomendasi aksi untuk pendidikan Indonesia. Rekomendasi tersebut nantinya akan diserahkan langsung kepada Menteri Pendidikan, Dasar, dan Menangah. Kami berharap, apa yang kami tawarkan akan menjadi masukan yang konstruktif untuk perbaikan sistem pendidikan Indonesia,” tambah Iday.
Sebagai bagian dari proses diskusi yang akan berlangsung selama kongres, para aktivis juga diharapkan untuk bisa berbagi pandangan terkait isu-isu pendidikan yang saat ini sedang berkembang. Salah satu fokus utama adalah bagaimana menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan mampu mengakomodasi kebutuhan generasi muda di era digital.
Salah satu inisiatif yang akan dibahas adalah penerapan teknologi dalam dunia pendidikan, serta bagaimana mengintegrasikan pengetahuan budaya lokal dengan kurikulum pendidikan nasional. Iday berharap agar kegiatan ini dapat menginspirasi para peserta kongres untuk merumuskan langkah-langkah nyata yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah dan masyarakat luas.
Fokus pada Pemberdayaan Generasi Muda
Kongres II APJO juga akan memfokuskan diri pada pemberdayaan generasi muda, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Para aktivis yang terlibat dalam organisasi ini berasal dari berbagai latar belakang, namun memiliki visi yang sama untuk memajukan Indonesia melalui kekuatan budaya dan pendidikan.
“Generasi muda saat ini harus bisa menjadi agen perubahan. Kami melihat bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kongres ini juga akan menjadi wadah bagi mereka untuk menyuarakan pemikiran-pemikiran kritis dan inovatif,” jelas Iday.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, kongres ini juga akan menghadirkan berbagai pembicara dari kalangan akademisi, budayawan, hingga tokoh-tokoh inspiratif yang telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan budaya dan pendidikan di Indonesia. Diskusi-diskusi yang akan digelar selama kongres diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi para peserta, serta memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama dalam hal pendidikan dan pelestarian budaya.
Menjadi Ajang Konsolidasi untuk Indonesia Masa Depan
Kongres II APJO kali ini juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk membangun kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat. Yusril Hidayatullah menegaskan bahwa kolaborasi antara aktivis, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan besar yang diinginkan, yaitu kebangkitan budaya Nusantara dan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Kami ingin kongres ini menjadi wadah kolaborasi, di mana berbagai pihak dapat bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Kami tidak hanya berbicara di level teori, tetapi juga merumuskan aksi nyata yang bisa diimplementasikan di lapangan,” kata Iday.
Kongres II Aktivis Peneleh Jang Oetama diharapkan menjadi titik awal dari berbagai gerakan besar yang akan membawa perubahan signifikan bagi bangsa Indonesia. Dengan mengusung tema kebangkitan budaya Nusantara dan perbaikan pendidikan, kongres ini tentu saja akan menjadi langkah penting dalam upaya menciptakan Indonesia yang lebih maju, berbudaya, dan berdaya saing di kancah internasional.
Sebagai informasi tambahan, kongres ini akan dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, dan akan dilaksanakan selama tiga hari penuh dengan rangkaian acara berupa seminar, diskusi panel, serta sidang pleno untuk membahas rekomendasi aksi yang akan diserahkan kepada pemerintah. Kota Malang, yang dikenal dengan suasana akademis dan budaya yang kental, dipilih sebagai lokasi kongres untuk memberikan suasana yang mendukung pemikiran kreatif dan konstruktif. (An/Sh).