Yuridisnews.com, JATIM _ Pengurus Bidang Pemberdayaan Ummat BADKO HMI Jawa Timur masa bakti 2024-2026 bersilaturrahmi sekaligus audiensi dengan pengurus DPW LDII Jawa Timur. Jumat, 27 September 2024
Moh. Agus Efendi selaku Ketua Bidang Pemberdayaan Ummat dalam kalimat pembukanya menyampaikan “Silaturrahim dengan organisasi keagamaan seperti LDII, NU, Muhammadiyah dan sekaligus MUI penting dilakukan sebagai komitmen HMI Jawa Timur untuk terus mengawal agenda keummatan dan kebangsaan, apalagi Jawa Timur yang notabenenya dikenal sebagai provinsi dengan tingkat religiusitas warganya yg masih cukup tinggi.”
Menurutnya, “Tageline besar yang digagas Bidang Pemberdayaan Ummat kali ini adalah #ZeroLokalisasi yang dimana butuh keterlibatan seluruh stake holder yang ada di Jawa Timur. Salah satunya adalah organisasi keagamaan. Untuk mewujudkan tagline besar #ZeroLokalisasi ini tidaklah mudah, untuk itu perlu masukan, arahan, bimbingan serta restu dan keterlibatan semua pihak.”
Banyaknya praktik yang melenceng dari norma-norma agama di Jawa Timur perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menyelamatkan generasi masa depan Jawa Timur secara khusus kaula mudanya.
“Kita sangat sepakat dengan gagasan keummatan yang dibawa oleh teman2 Pengurus HMI Jawa Timur salah satunya berkenaan dengan #ZeroLokalisasi. Akan tetapi memang perlu penelitian dan kajian mendalam untuk mengaminkan tageline ini. Dampak kesehatan dan dampak sosialnya juga perlu dihitung. Kita sangat mensupport, dan siap berkolaborasi.” Sambung Moch. Amrodji Konawi selaku Ketua DPW LDII Jawa Timur.
Selain agenda seremonial keagamaan, fokus program kerja Bidang Pemberdayaan Ummat kali ini adalah mencari hulu penyebab kerusakan moril yg terjadi di Jawa Timur. Salah satunya dengan memberantas Narkoba dan #ZeroLokalisasi.
Terakhir, Moh. Agus Efendi menyampaikan “Terimakasih sudah berkenan menerima sekaligus mengarahkan. Semoga silaturrahim ini menjadi awal yg baik untuk silaturrahim-silaturrahim berikutnya. Harapannya forum diskusi dengan para tokoh, ulama, organisasi dan stakholder di Jawa Timur bisa terus kita rawat untuk memperkaya dialektika yang akan menunjang terhadap langkah-langkah yang akan kita tempuh ke depan.”
Editor : Shaleh